Selasa, 09 Desember 2014

Catchy Pasar Seni ITB 2014



Meskipun sempat diguyur oleh hujan deras Pasar Seni Itb 2014 tetap berlangsung ramai, dan padat, kemacetan yang di timbuklan pun tidak main-main, kabar yang terdengar kemcetan efek dari Pasar Seni ITB 2014 sampai jalan gerbang tol Pasteur, belum lagi kemacetan yang terjadi dari arah Taman Sari dan jalur-jalur di sekitarnya. Pada tanggal 23 November 2014 orang-orang berlomba-lomba mendatangi Pasar Seni ITB 2014. Event rutin 4 tahun sekali ini menjadi daya tarik bagi warga Bandung, khususnya penggemar benda-benda seni.



Lapangan parkir dan komplek ITB berubah menjadi lautan manusia dengan gulungan ombak yang bergerak lambat karena saking padatnya. Di antara lautan manusia tersebut, muncullah sesesok pemgunjung yang berpenapilan casual, namun sangat menarik.
Setelan yang digunakan sangat sederhana, perpaduan warna nya pun basic. Hitam dan putih merupakan warna netral yang aman dipakai dalam menghadiri acara apapun. Wanita berusia sekitar 20 tahunan ini memilih mode santai untuk berjalan-jalan di pasar seni, hanya flatshoes, celana kulot hitam selutut, dan kaos oblong putih dimasukkan ke dalam celananya yang memberikan kesan santai namun rapi. Tampilannya terlihat semakin catchy dengan penambahan aksesoris berupa gelang dan kalung yang bernuansa ethnic. Outfits yang tepat untuk terlihat daily look di Pasar Seni ITB 2014.


Selanjutnya bralih ke selasar, terlihat seorang perempuan yang telihat mencolok dengan rambut ombre berwarna hijau. Rambut ombre memang sempat booming di kalangan remaja putrid an artis, namun belakangan ini tren mengombre rambut bergulir dengan cepat. Public figure yang sempat tampil dengan rambut ombre mulai menggembalikan warna rambutnya ke warna asal, atau bahkan mengecat nya ke warna yang lebih gelap. Dengan demikian, rambut ombre bukan menjadi pilihan yang tepat untuk tampil stylish sekarang ini. Namun penampilan perempuan berusia sekitar 21 an dengan rambut ombre hijaunya sama sekali tidak dipermasalahkan, nyatanya dia tetap tampil percaya diri di Pasar Seni ITB 2014 ini. Mungkjn hijau adalah warna favorit nya.


Berbagai macam tone warna rambut, style berpakaian, dan nuansa warna dipilih oleh orang untuk berlomba-lomba tampil menarik. Tentunya event dan tempat mempengaruhi mereka dalam berpakaian, demikian juga halnya dengan orang-orang yang datang ke Pasar Seni ITB 2014. Namun yang paling penting bukan hanya berusaha tampil menarik, tapi tampil percaya diri. Biasanya setelah tampil menarik, secara otomatis kepercayaan diri akan menigkat. Namun tidak jarang orang malah memilih tampil menarik dengan style yang membuatnya tidak nyaman, sehingga kepercayaan diri menurun drastis. Jadi pilihlah outfits dan style yang sesuai dengan kepribadian kita, agar kita tidak hanya tampil menarik tapi juga percaya diri.


Demikianlah riview penulis tentang fashion street yang diamati selama Pasar Seni ITB 2014 berlangsung, sampai jumpa 4 tahun lagi di riview Pasar Seni ITB 2018. 

Dongeng Tentang Orang Asing

“Tulisan tangan terburuk tetap jauh lebih baik dibandingkan dengan ingatan terbaik sekalipun”
Gue baru denger juga sih statement semacem itu dari seseorang yang gue lupa namanya. Katanya itu berdasarkan penelitian dimanaaaa gitu.
Tapi ya ada benernya juga sih. Jaman kecil gue sering banget nulis Diary, tiap kali gue ulang taun nyokap gue ngasih hadiahnya buku diary yang ada gemboknya. Kalau di terbitin jadi buku kayanya seriannya udah banyak banget, judulnya Ine’s Diary, yoi yang alay alay belakangan ini booming lagi kan.
Tapi ada penelitian lain juga yang bilang kalau nulis diary itu kurang bagus.
Gue juga geli sendiri sih kalau baca diary gue jaman dulun yang sekarang udah gue buang, dan gue mulai berenti juga nulis diary sejak 2 taun lalu, bukan karena ada penelitian yang bilang nulis diary itu kurang bagus, tapi ya udah lah bukan waktunya lagi nulis nulis diary.
Oke lah siapa yang peduli sama penelitian penelitian itu. 

Itu tadi pembukaan doang, gue ngomongin penelitian blablablaaa dan sebagainya biar keliatan pinter aja gitu, padahal gue juga ga tau tu penelitian sapa yang bikin, gatau bener gatau kaga dan gaada hubungannya juga sama isi postingan gue kali ini.

Postingan gue yang ga berbobot ini –dan blog ini emang diciptain bukan untuk sesuatu yang berbobot pengen mendongeng tentang orang asing. Dongeng yang gue harap suatu hari bisa dijadiin film dan masuk sama genk Disney. Ia serius, gue berharap dongeng gue tentang orang asing bisa dijadiin film sejenis film Big Hero 6 dan Baymax nya.
Haha, ngomongin soal Baymax barusan terlintas di otak gue si orang asing mirip juga sama Baymax*ngakakkk*.

Si orang asing dengan paradigma suksesnya yang kadang kedengeran terlalu berat di telinga gue tapi sedikit masuk akal di dengkul otak gue.
Si orang asing dengan teori-teori out of context nya
Si orang asing dengan analogi-analogi yang kadang bikin gue menghela napasssss sampe paru-paru keriput.

Si orang asing yang selalu nanya “Mobil udah di kunci ya?” padahal baru aja 10 detik yang lalu ngunci mobil.
Si orang asing yang tangannya sering bergerak liar ngacak-ngacak rambut gue.
Si orang asing yang gelisah kalau denger kata “mantan”
“Mantan! Mantan!! Mantan!! Mantan gue yang anak gereja, mantan gue yang brengsek tapi bikin susah move on, mantan gue yang cinlok di tempat magang, mantan gue yang ngejer-ngejer gue sampe 4 taun. Mantan mantan mantan mantan!!!!” Hahahahaaa, kata Mantan selalu sukses bikin si orang asing gelisah sampe gila. 
Kenapa kita selalu bicara tentang masa depan? Karena di masa depan gaada mantan gue.

Satu-satunya orang asing yang berjanji demi Colonel Sanders si aki-aki KFC.
“Tuh liat Colonel Sanders,
Demi Colonel Sanders ayo kita fight sampe sukses”
Padahal gue berani taruhan demi tugas-tugas kuliah gue yang maha penting, itu aki-aki juga ga peduli kita mau sukses mau kagak.
“Heh, nanti suatu saat kita pasti kangen saat-saat kaya gini” Terakhirnya dia malah bilang begitu.

Si orang asing yang udah 6 bulan ini ngebakar semangat gue sampe ubun-ubun.
Si orang asing yang belakangan ini diketahui sebagai pacar gue.

Dua orang dengan cara hidup yang bertolak belakang.

Gue kuliah jam 9 bangun jam setengah sembilan.
Si orang asing, meeting jam 5 otw setengah 4.
Itu baru dari segi disiplin waktu.

Belum lagi dari cara memandang hidup, dari kadar kemalasan di dalam jiwa, cara bersosialisasi, pola tidur, hobi.
Sampe sekarang gue ga tau jelas hobinya apa, yang jelas bukan tidur, dan bukan mandi. Sedangkan gue menghabiskan seperempat hudup gue di kasur dan di kamar mandi, seperempat lagi di depan meja rias dan depan lemari baju, sisanya buat bergaul dan window shopping.

Perbedaan itu indah katanya, tapi kadang mereka lupa naro tanda bintang * di ujungnya. 
"Perbedaan itu indah*"
*Asalkan lu tau cara menikmatinya.

Ya, berbeda itu indah selama lu tau cara menikmati perbedaan itu. Gue tau caranya karena itu alamiah aja, semua orang juga bisa nikmatin perbedaan. Tapi yang jadi masalah perbedaan ga bisa dinikmatin bareng subjek atau objek yang sembarangan. Pasti lu memilih orang khusus untuk menikmati perbedaan bareng dia, baru tuh berlaku yang kata orang bilang “Perbedaan itu indah”.

Indah lah walaupun dicuekin sepanjang hari gara-gara perbedaan persepsi kita tentang 'telat'.
Menurut gue telat tuh baru dikatakan telat kalau sampe di omelin sama orang yang nunggu, sedangkan menurut si orang asing 10 menit lewat dikit udah termasuk telat banget dan orang yang telat sangat layak untuk dicuekin sepanjang hari terus pada puncaknya bakal di omelin.

Bangun siang dan males-malesan sepanjang hari kalau libur ya bisa aja kali ya, tapi bisa jadi sedikit bencana kalau berurusan sama si orang asing ini. Dia bakal langsung menggambarkan di otak gue tentang banyak hal lain yang lebih berguna buat dilakuin daripada sekedar guling-guling di kasur sepanjang hari sampe rambut kusut dan bekas gurat-gurat lipatan seprai yang tercetak di pipi.

Liat! pandangan kita beda banget, tapi seru sih, rasanya lucu, menyenangkan soalnya gue menikmati.

Dan, gimana kekacauan ini bisa terus berlanjut?
Gaada yang tau.